Indonesia berencana menerbitkan Indeks Harga Nikel Indonesia (INPI) untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasokan nikel global, terutama dengan meningkatnya permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik. Logan Lu, Senior Vice President Shanghai Metals Market, menyatakan bahwa tantangan dalam penerbitan INPI adalah menyeimbangkan profitabilitas sumber daya alam dengan pengembangan industri nasional.
Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mendukung gagasan ini, berargumen bahwa sebagai pemilik cadangan nikel terbesar, Indonesia seharusnya lebih independen dalam menentukan harga nikel. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, juga menegaskan bahwa INPI dapat menjadi instrumen untuk mengatur transaksi nikel di dalam negeri.
Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, menekankan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki cadangan nikel terbesar, tetapi juga menjadi produsen utama, sehingga berhak mengontrol harga nikel global. Peluncuran INPI dijadwalkan berlangsung pada ASEAN Ni, Cr, Mn, and Stainless Steel Industry Chain Summit 2023 di Bali pada 28-29 November 2023, dengan dihadiri oleh berbagai pejabat pemerintah dan narasumber dari industri. INPI diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan antara penambang dan smelter nikel di Indonesia.