Kementerian Investasi/BKPM mencatat adanya peningkatan signifikan investasi di sektor hilirisasi (pengolahan bahan baku menjadi produk bernilai tambah) selama lima tahun terakhir (2019?ó?é¼?Ç£2023).
Realisasi investasi sektor ini meningkat dari Rp61,6 triliun pada 2019 menjadi Rp200,3 triliun pada 2023, khususnya pada industri logam dasar, barang logam (non-mesin), dan peralatan.
Peningkatan ini didorong oleh besarnya cadangan bahan baku hilirisasi di Indonesia, serta meningkatnya minat investor terhadap potensi industri pengolahan domestik.
Direktur Hilirisasi Kementerian Investasi, Mohamad Faizal, menambahkan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis secara global dalam sejumlah komoditas:
Nikel: cadangan terbesar dunia (21%)
Timah: nomor 2 dunia (16,3%)
Sawit: produsen nomor 1 dunia
Karet, kelapa, udang, tuna, cakalang, tongkol, rajungan: termasuk top 3 dunia
Potensi sumber daya tersebut menjadikan Indonesia sangat menarik bagi investor dalam membangun industri hilir yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.