Serangan udara Israel menyebabkan sejumlah korban jiwa, termasuk di kamp pengungsi Nuseirat, di mana rumah-rumah penduduk menjadi sasaran. Selain itu, artileri Israel juga membombardir daerah sekitar Sekolah Khalifa di Beit Lahia, yang menampung lebih dari 8.000 pengungsi, mengakibatkan banyak orang terluka.
Di Kota Gaza, pesawat tempur Israel menyerang wilayah sekitar Sheikh Ridwan dan Shejaiya, sementara penembakan artileri dilaporkan terjadi di Al-Fukhari di timur Khan Younis. Serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah di Rafah, menyebabkan sedikitnya tiga orang terluka.
Serangan-serangan ini terjadi di tengah harapan akan gencatan senjata yang diperkirakan akan dimulai berkat mediasi dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Dalam perjanjian gencatan senjata sementara tersebut, 50 warga Israel yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan sebagai pertukaran untuk 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat yang intensif di Jalur Gaza. Menurut laporan terbaru, jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut telah meningkat menjadi 14.532 orang, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Di pihak Israel, korban jiwa dilaporkan mencapai sekitar 1.200 orang, berdasarkan angka resmi per 10 November 2023.
(ant/and/bil/ham)
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/israel-tingkatkan-serangan-jelang-gencatan-senjata-di-gaza/