Dinas Kesehatan DKI Jakarta saat ini masih melakukan penelusuran terhadap enam hingga tujuh orang yang mengalami kontak erat dengan pasien. Selain itu, pihak terkait juga sedang menyelidiki kemungkinan penularan dari pelaku perjalanan dalam negeri. Nadia menyatakan, "Masih dicek apakah ada (penularan) dari kontak erat riwayat pelaku perjalanan dalam negeri."
Mengenai kondisi pasien, Nadia menyebutkan bahwa pasien masih dalam perawatan tim medis di salah satu rumah sakit setempat. "Pasien dirawat. Kondisinya baik, tetapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi, seperti cacar yang cukup banyak," ujarnya.
Nadia juga menambahkan bahwa penyakit cacar monyet sudah tidak lagi dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), sehingga penanganannya kini dianggap sebagai penyakit biasa.
Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes mengonfirmasi bahwa satu warga Indonesia terpapar cacar monyet terdeteksi di Jakarta pada 14 Oktober 2023. Dengan temuan kasus baru ini, total kasus cacar monyet di Indonesia menjadi dua, setelah kali pertama ditemukan pada 20 Agustus 2022.
Secara global, jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet mencapai 90.618 kasus dengan angka kematian mencapai 517 kasus dari 115 negara. Amerika Serikat menjadi negara dengan laporan kasus terbanyak, sementara di Asia, kasus paling banyak ditemukan di China, Thailand, dan Jepang.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/10/17/368500/Kasus-Cacar-Monyet-di-Jakarta...html