Kemarau Panjang, Tanaman Cabai Banyak Gagal Panen

Wilayah
Bali
Kategori
Pertanian
Penulis
Tidak diketahui
Tanggal
2023-11-08
Views
0
**Kondisi Tanaman Cabai yang Layu Akibat Dampak Kemarau**

*BANGLI, BALIPOST.com* – Petani cabai di Bangli saat ini seharusnya bisa menikmati keuntungan besar karena harga cabai melambung, mencapai Rp 70 ribu per kilogram di pasaran. Namun, akibat kemarau panjang, petani justru merugi karena banyak tanaman cabai yang layu hingga gagal panen.

Seperti yang dialami oleh Wayan Merta, petani cabai di Kintamani. Akibat kemarau yang berkepanjangan, ribuan tanaman cabainya yang ditanam di beberapa lokasi seperti Suter dan Yehmampeh layu hingga mati karena kekurangan air. Padahal, tanaman tersebut sudah siap berbuah.

Kondisi yang sama juga dialami oleh tanaman bawang merahnya yang ditanam di lahan seluas dua hektar. Merta harus menanggung kerugian yang tidak sedikit akibat kondisi ini. Ia menanam cabai dalam jumlah banyak dengan harapan bisa mendapatkan harga yang bagus saat musim hujan, yang biasanya berlangsung pada bulan-bulan ini. "Harusnya bulan Juni-Juli sudah mulai turun hujan. Tapi ternyata sampai sekarang belum hujan," katanya.

Untuk memastikan produksi yang baik, tanaman cabai harus disiram rutin dua kali sehari. Namun, Merta mengaku tidak mampu melakukan penyiraman di musim kemarau panjang seperti sekarang, karena biaya yang dibutuhkan cukup besar untuk membeli air. Satu tangki air harganya Rp 250 ribu, yang hanya cukup untuk dua kali penyiraman lahan seluas kurang lebih dua hektar. "Jadi biaya yang dibutuhkan tinggi," ujarnya.

Dengan kondisi cuaca yang tidak mendukung, Merta memilih untuk mendiamkan lahannya dan menunggu hujan turun. "Kalau sudah satu dua kali turun hujan, baru kita mulai cocok tanam lagi. Harapannya jelang Galungan nanti hasil panennya bagus," harapnya. (Dayu Swasrina/Balipost)

Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/08/372456/Kemarau-Panjang,Tanaman-Cabai-Banyak...html

Tags: akibat hujan kondisi tanaman cabai