Kementerian ESDM Menampik Anggapan Cadangan Nikel Habis 6 Tahun Lagi

JAKARTA - Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Ing Tri Winarno, mengungkapkan bahwa cadangan nikel Indonesia saat ini masih mencapai 5 miliar ton. Cadangan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu nikel kadar tinggi (saprolit) sebanyak 3,5 miliar ton dan nikel kadar rendah (limonit) sebanyak 1,5 miliar ton. Pernyataan ini menanggapi kabar yang menyebutkan bahwa cadangan nikel di Indonesia sudah menipis.

"Jadi secara itu masih aman lah (cadangan nikel)," kata Tri Winarno di gedung DPR RI pada Senin (6/11/2023). Ia juga menambahkan bahwa saat ini sudah ada mekanisme lelang wilayah untuk menambah cadangan nikel, serta penawaran kepada lembaga riset untuk melakukan penelitian eksplorasi terkait cadangan nikel.

Tri Winarno menegaskan bahwa wilayah Indonesia timur, khususnya Sulawesi dan sekitarnya, diperkirakan masih menyimpan potensi cadangan nikel yang cukup besar. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM 2021, sumber daya bijih nikel mencapai 17,68 miliar ton dengan cadangan 5,24 miliar ton. Sumber daya logam nikel mencapai 177 juta ton dengan cadangan 57 juta ton. Namun, umur cadangan nikel saprolite diperkirakan tinggal 15 tahun, sedangkan cadangan nikel limonite 34 tahun.

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) menyampaikan bahwa cadangan bijih nikel kadar tinggi di Indonesia mungkin akan habis dalam waktu sekitar 6 tahun. Bijih nikel kadar tinggi, yang memiliki kadar 1,7%, terutama digunakan untuk produksi nickel pig iron (NPI), bahan baku baja tahan karat, dan berisiko mengalami kekurangan bahan. Sementara itu, bijih nikel berkadar lebih rendah digunakan untuk produk baterai kendaraan listrik.

Sekretaris Jenderal APNI, Meidy Katrin Lengkey, menekankan pentingnya pengendalian komprehensif terhadap ketahanan cadangan nikel untuk mempertahankan strategi hilirisasi dan meningkatkan nilai tambah. Penambangan dan peleburan nikel telah menjadi bagian utama perekonomian Indonesia, dengan investasi global miliaran dolar mengalir ke Indonesia setelah pemerintah melarang ekspor bijih yang belum diolah pada 2020.

Meidy juga menyarankan agar Indonesia mendorong pengolahan bijih nikel kadar rendah di dalam negeri, yang dapat berlangsung selama 80 tahun. Ia mengingatkan bahwa masih ada wilayah yang belum dijelajahi di Indonesia yang dapat menghasilkan cadangan lebih banyak. Pada 2021, Indonesia mempertimbangkan untuk mengenakan pajak atas ekspor produk NPI untuk mendorong pengembangan industri baterai, namun rencana tersebut tertunda karena upaya menciptakan indeks harga nikel.

Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/11/07/kementerian-esdm-menampik-anggapan-cadangan-nikel-habis-6-tahun-lagi/