Nantinya akan dikaji untuk bisa segera mendapat tindak lanjut penanganan yang tepat. Asisten Manager DTW Tanah Lot, Putu Toni Wirawan, Kamis (21/9) mengatakan, saat turun melakukan peninjauan di lokasi keretakan, tim juga membawa sejumlah alat-alat yang diperlukan untuk mengecek ketebalan tanah, tekstur yang disinkronkan dengan data yang dicatat sebelumnya oleh lifeguard.
Baca juga:
Truk Paket Terbakar di KMP Jambo 8 saat Sandar di Pelabuhan Gilimanuk
Dikatakannya, jika dibandingkan dengan data titik keretakan yang diserahkan dua bulan sebelumnya, sampai saat ini tidak terjadi penambahan keretakan yang signifikan. Dalam artian masih tetap sama.
?Ç£Masih dikaji oleh tim BWS dan PUPR apa kendala yang menjadikan keretakan, apa dengan tekstur karena perbaikan urugan tanah atau memang faktor alam. Termasuk sistem penanganan abrasi juga dicek dan dipelajari oleh mereka,?Ç¥ terangnya.
Baca juga:
Korban Jiwa Kebakaran Gudang Elpiji Bertambah Lagi, Sisa Satu Orang Dirawat
Memang untuk penanganan ini, diakui Toni, perlu kajian dan berproses cukup lama, tidak bisa memakan waktu satu atau dua minggu saja. Dan selama proses ini masih terus berjalan, sampai saat ini kawasan tersebut memang masih ditutup untuk wisatawan.
Ini juga sejalan menindaklanjuti instruksi Gubernur Bali sebelumnya yang melarang para wisatawan untuk tidak masuk ke kawasan yang dianggap suci. Ini juga untuk tetap menjaga ketaksuan kawasan suci, khususnya di DTW Tanah Lot yang dikenal dengan keindahan Pura di tengah lautnya.
Baca juga:
Dari Makna Pura Terbakar saat ?Ç£Blood Moon?Ç¥ hingga Pohon Tumbang dan Jalan Jebol di Luwus
Di sisi lain, untuk kunjungan wisatawan di Tanah Lot, sesuai data manajemen, perlahan sudah mulai ada peningkatan. Bahkan, sudah melewati dari target kunjungan.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/09/21/363534/Keretakan-di-Pura-Batu-Bolong...html