Dalam kesempatan tersebut, Arumi menyampaikan bahwa pameran ini merupakan salah satu upaya Dekranasda Jawa Timur dalam memfasilitasi pelaku usaha kecil, menengah, dan mikro untuk mempromosikan produk-produk unggulannya. "Ini adalah salah satu acara nyaman yang kami sediakan untuk usaha kecil dan menengah di Jawa Timur, karena pameran ini merupakan peluang bagus untuk pemasaran jangka panjang, dengan pembelian reguler dalam jumlah kecil dan besar," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Jawa Timur ditopang oleh tiga sektor usaha, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. "Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II sangat mengesankan dan merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,66% (quarter-on-quarter). Hal ini memberikan kontribusi sebesar 14,45% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, dan mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya ekonomi kreatif di Jatim," ujarnya.
Arumi juga menambahkan bahwa investasi di Provinsi Jawa Timur terus tumbuh, memberikan kontribusi sebesar 26,44% terhadap PDB Indonesia. Realisasi investasi PMDN dan PMA Jatim pada semester I tahun 2023 mencapai Rp 61,2 triliun. "Jawa Timur merupakan surga investasi, dengan ICOR yang lebih rendah dibandingkan rata-rata Indonesia. Merupakan provinsi dengan kemudahan berusaha yang tinggi dan memiliki daya saing peringkat kedua setelah DKI Jakarta," ujarnya.
Oleh karena itu, Arumi berharap dengan disahkannya PP Nomor 29 Tahun 2018 dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/195/KPTS/013/2022 tentang Optimalisasi Produk Dalam Negeri dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar minimal 40%, akan menjadi dasar dan pedoman untuk memanfaatkan produk lokal secara maksimal. "Adanya ketentuan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam mendorong perekonomian nasional atau daerah untuk membeli produk dalam negeri sebagai salah satu cara memperkuat perekonomian usaha kecil dan menengah," ujarnya.
"Momentum BFF 2023 menjadi landasan kebangkitan UMKM Jatim, peningkatan daya saing, perluasan saluran pemasaran, dan pada akhirnya menjadi alternatif percepatan pemulihan perekonomian Jatim," imbuhnya.
Pameran BFF akan berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 5 hingga 9 November 2023. Acara ini tidak hanya menampilkan batik, tetapi juga perhiasan, batu permata, barang-barang kulit, aksesoris kecantikan wanita, bordir, tenun, songket, fashion muslim Jawa Timur, dan banyak produk UMKM berkualitas lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Arumi juga melakukan bedah buku "Wastra Jawa Timur" terbitan Dekranasda Jawa Timur, yang merangkum perjalanan karirnya sebagai Ketua Dekranasda. "Tadi saya juga melakukan bedah buku yang merangkum UMKM yang berhasil melestarikan budaya Jatim, serta UMKM yang berjuang di masa pandemi dan alasan mengapa mereka tetap menjaga kualitas produknya," ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodam V Brawijaya, Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini, Wakil Ketua PG Jalasenastri Kodiklatal Surabaya, Wakil Ketua Daerah Jalasenastri Armada II Surabaya, Istri Wakil Gubernur AAL, Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim, Kepala Dinas PMPTSP Prov. Jatim, dan Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/ketua-dekranasda-jatim-arumi-bachsin-elestianto-dardak-buka-pameran-bff-2023/