Laporan oleh Billy Patoppoi
Sabtu, 25 November 2023 | 11:29 WIB
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar diskusi terbuka bertajuk "What's Next After Publisher's Right: AI For Media" di Hotel Ashley Wahid Hasyim, Jakarta, pada Jumat (24/11/2023). Salah satu topik pembicaraan dalam acara tersebut adalah belum disahkannya Peraturan Presiden (Perpres) tentang publisher rights oleh Presiden Joko Widodo, meskipun sudah dibahas selama empat tahun.
Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers, yang juga menjadi pembicara dalam acara tersebut, menyatakan keyakinannya bahwa perpres akan segera diteken oleh presiden. "Mung kurang sak-nil (hanya kurang sedikit lagi akan diteken)," ujarnya, disambut senyum para pengusaha, pengelola media, dan peserta diskusi.
Menurut Ninik, Dewan Pers bersama konstituen dan pemerintah sudah memiliki kesamaan pandangan soal Perpres publisher rights untuk segera disahkan. Peraturan ini diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan pers dan publisher rights, serta menjaga ekosistem pers agar dapat berfungsi dengan baik, menghasilkan jurnalistik berkualitas, dan jauh dari hoaks serta disinformasi. "Perpres ini akan menjamin pers, dan platform bersama-sama ikut menjaga itu," kata Ninik.
Ia menambahkan bahwa perpres publisher rights memberikan jaminan untuk keadilan pembagian revenue kepada media dan platform atas iklan yang didapat dari konten berita yang diproduksi oleh publisher. "Karena ini didukung bersama, disusun bersama, kami yakin perpres bisa diterima oleh platform, oleh media, dan masyarakat. Oleh karena itu kami sangat berharap untuk segera disahkan. Saya dapat informasi penanya sudah di atas kertas," kata Ninik.
Lebih lanjut, mengenai penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam media, Ninik menekankan perlunya penggunaan yang bijak. Ia mengingatkan bahwa AI harus digunakan dengan transparansi dan diikuti dengan cek fakta untuk memastikan pemberitaan tetap valid. "Jangan sampai teknologi gegap gempita justru menenggelamkan kerja dan karya jurnalistik kita," tambahnya.
Wahyu Dhyatmika, Ketua Umum AMSI, juga menyoroti pentingnya kerjasama dan sinergi antara platform dan penerbit sebagai kunci utama keberlanjutan media. "Sangat mutlak adanya kerjasama dan sinergi antara platform dengan penerbit itu sendiri. Inilah kunci dari sustainability media," ujarnya.
Wahyu menambahkan bahwa pada kongres III AMSI di Bandung, Agustus 2023, seluruh anggota AMSI telah menyepakati perubahan AD/ART yang akan memberi ruang bagi pengurus nasional AMSI bernegosiasi dengan platform secara kolektif atas nama media anggota yang skalanya kecil dan menengah. Ia juga mengingatkan bahwa kehadiran teknologi baru seperti generative AI sebaiknya ditanggapi dengan sikap optimistis, karena teknologi memiliki potensi untuk memajukan industri pers.
(bil/faz)