Pementasan ini melibatkan 120 seniman dari Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan Bali (Listibiya) Badung dan Dinas Kebudayaan Badung. Tari kolosal ini mengisahkan Prabu Yudistira yang dinobatkan sebagai raja diraja dalam kisah Mahabharata, di mana ia menjadi contoh bagi kerajaan lain. Kerajaan Indraprasta, di bawah kepemimpinan Prabu Yudistira, dikenal sebagai kerajaan terkuat yang mampu memberikan kontribusi bagi kerajaan lain.
Kepala Dinas Kebudayaan Badung, I Gede Eka Sudharwita, menjelaskan bahwa tema "Kumenyar Rumning Pura" mencerminkan kesemarakan Mangupura sebagai pusat Ibu Kota Kabupaten Badung. "Tari tersebut melibatkan 120 penari dan 30 penabuh, sehingga totalnya ada 150 seniman yang berkontribusi," ujarnya setelah acara.
Eka Sudharwita menambahkan bahwa pementasan tari kolosal ini merupakan yang pertama kali dilakukan dalam puncak HUT Mangupura. "Ini adalah kolaborasi antara Listibiya dan kalangan seniman untuk mewujudkan karya-karya seni kreatif," terangnya.
Pementasan tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan dari Dyanna Prasta, Nanoe Biroe, dan Kopik Xual yang membawakan lagu "Jaen Hidup di Badung."
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/16/373782/Kumenyar-Rumning-Pura-Warnai-Apel...html