Hal ini disampaikan Norman dalam acara webinar yang bertema DETalk Invest in Our Planet: An Action to Find Solution for Enviromental Challenges baru-baru ini.
Kita lakukan secara agresif mulai dari upstream ke downstream. Mulai dari baterai termasuk juga battery production yang terhubung hingga ke recycle, dan ini kita lakukan melalui IBC, kata Norman.
Menurutnya, PT Pertamina juga sedang membangun infrastruktur ekosistem kendaraan listrik di Bali. Saat ini sudah ada sebanyak 120 unit kendaraan roda dua yang menggunakan electric vehicle (EV) yang sekarang dalam tahap uji coba.
Dan akan dilakukan di kota-kota lainnya, sehingga kita bisa merasakan bahwa model batrerai swap itu akan banyak membantu bagaimana tumbuh kembangnya kendaraan roda dua berbasis listrik,
ujar Direktur Proyek dan Operasi PT Pertamina.
Dia menjelaskan, infrastruktur itu merupakan salah satu pilar yang menjadi future energy. Selain itu, ada juga green hydrogen sebagai part of the re-energy yang bisa dilihat dari tumbuhnya ekosistem EV sebagai subtitusi dari kendaraan-kendaraan berbasis ICA (Intelligent Cruise Assistance).
Nantinya dalam proses transisinya itu akan membutuhkan yang namanya hidrogen dalam proses setelah eranya EV,jelasnya.
Kemudian, Norman mengungkapkan langkah-langkah persiapan infrastruktur green hydrogen bisa berkembang dengan skala yang lebih masif. Dalam proyek pembangunan green hydrogen memiliki potensi kerja sama yang cerah ke depannya.
Kita lihat di sini ada yang di Sulawesi yang akan memanfaatkan lapangan gheothermal kita di Lahendong, kemudian di Batam, mainland Sumatera, dan Cilegon, ungkapnya.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/05/19/langkah-pertamina-dalam-dekarbonisasi-lakukan-efisiensi-dan-ebt/