Oleh Djoko Subinarto
Mari kita bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita benar-benar membutuhkan semua materi untuk hidup kita? Dapatkah kita menjalani kehidupan yang jauh lebih sederhana tanpa sesuatu tambahan yang tidak perlu?
Seiring dengan kian besarnya gelombang konsumerisme, kita juga kian dimudahkan untuk memamerkan harta dan kemewahan yang kita miliki. Keberadaan beragam platform media sosial membantu mereka yang memiliki hasrat memamerkan harta dan kemewahannya.
Tak sedikit mereka yang berupaya memamerkan harta dan kemewahan itu adalah para pejabat publik kita, termasuk juga para anggota keluarga mereka. Suka atau tidak, dewasa ini kita semua berada dalam lingkaran budaya konsumerisme.
Kita telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan darinya. Bagi banyak orang sekarang ini, kesenangan, kepuasan, dan kebahagiaan hidup ditentukan oleh seberapa banyak barang yang dimiliki dan seberapa banyak barang yang dikonsumsi. Kita kian konsumtif.
Kita membeli dan memiliki aneka barang bukan sebatas untuk memenuhi kebutuhan kita semata, melainkan demi memenuhi keinginan kita.
Budaya konsumerisme menggiring kita kepada keyakinan bahwa hidup ini adalah untuk membeli dan memiliki aneka barang, meski barang-barang itu belum tentu kita butuhkan. Dengan pemahaman seperti ini, keberadaan seseorang itu sangat ditentukan dari apa yang dimilikinya, dan dari apa yang dipakainya.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/04/01/331421/Larangan-ASN-Pamer-Harta.html