Eri juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan yang berlandaskan agama, aqidah, dan akhlakul karimah sebagai dasar membangun karakter generasi muda Surabaya selama lima tahun ke depan. Dengan dasar tersebut, diharapkan anak-anak Surabaya bisa memahami digitalisasi sekaligus mampu memilih mana yang bermanfaat dan mana yang negatif.
Ketua PWI Jawa Timur, Lutfil Hakim, mengingatkan pelajar agar bijak memilih sumber informasi, terutama dari media resmi dan mainstream yang melalui proses verifikasi ketat, serta mencontoh jurnalis dalam mengunggah konten yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketua SMSI Surabaya, Iskandar Pribowo, menyatakan FGD ini membahas berbagai tantangan kota seperti infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan transportasi, dengan harapan dapat memberikan masukan bagi pembangunan Surabaya yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing.
Acara ini diselenggarakan oleh Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Surabaya dan didukung oleh beberapa perusahaan seperti Bank Jatim, BRI Surabaya, Smartfren, Petrogas Jawa Timur, PT Panca Wira Usaha Jatim, PT Delta Artha Bahari Nusantara, Cleo, Coca Cola, dan Telkomsel.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/literasi-digital-dan-stop-bullying-jadi-fokus-fgd-smsi-surabaya/