Akibatnya, Kiki dan Dwita mendapat nilai E selama satu semester sebagai bentuk pembinaan sehingga harus mengulang. Mereka juga mendapat ancaman dilaporkan ke polisi dengan pasal UU ITE dan LPM Acta Surya disebut akan dibubarkan, serta sekretariat mereka digembok oleh Ketua AWS.
Mahasiswa menuntut agar pembekuan LPM Acta Surya dilakukan sesuai aturan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa pembekuan hanya bisa dilakukan setelah peringatan tertulis kedua, sementara Acta Surya belum pernah mendapat peringatan tertulis.
Di sisi lain, Ketua Stikosa AWS, Meithiana Indrasari, membantah telah melakukan pembekuan atau pembredelan LPM. Ia menyatakan bahwa penggembokan sekretariat semata untuk evaluasi pengelolaan web agar dipegang langsung oleh Acta Surya, bukan oleh pihak eksternal. Pemberian nilai E kepada dua mahasiswi tersebut dimaksudkan sebagai pembinaan sementara dan dapat dikembalikan setelah mereka menjalani pembinaan serta berkoordinasi dengan Wakil Rektor 1.
Meithiana juga menilai perekaman diam-diam melanggar aturan karena pembicaraan bersifat sensitif terkait kebijakan yang sedang menimbulkan gejolak di kalangan mahasiswa, khususnya soal pembayaran kuliah. Ia berharap masalah ini dapat diselesaikan secara internal.
Aksi mahasiswa dan pemberitaan ini banyak mendapat perhatian di media sosial, namun Ketua AWS menegaskan bahwa sekretariat LPM sudah tidak digembok lagi dan nilai mahasiswa yang bersangkutan akan dikembalikan setelah proses pembinaan selesai.