Plt Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, menjelaskan bahwa sosialisasi potensi bencana dilakukan di berbagai desa/kelurahan, mencakup isu kekeringan dan banjir. Untuk mengatasi kekeringan, BPBD telah melakukan distribusi air bersih. Sementara itu, potensi bencana banjir juga menjadi perhatian utama, dengan salah satu upaya mitigasi yang dilakukan adalah mengedukasi masyarakat tentang penyebab banjir, seperti penyumbatan saluran air oleh sampah.
"Kalau banjir, masing-masing wilayah harus mengetahui penyebabnya, salah satunya adalah penyumbatan sampah. Penanganannya, masyarakat diharapkan segera gotong royong," kata Agus. Ia menambahkan bahwa jika ada gorong-gorong yang mampet, masyarakat dapat membersihkannya bersama-sama atau menggunakan anggaran dana desa untuk kegiatan tersebut.
Sosialisasi ini menyasar seluruh desa/kelurahan dan saat ini masih berlangsung, dengan sisa Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan yang belum mendapatkan giliran. "Di Permendagri disebutkan bahwa mitigasi dan penanggulangan bencana dapat dibiayai dari anggaran desa. Ini termasuk mitigasi sesuai kebutuhan, dan saat penanganan bencana juga bisa digunakan untuk penanganan awal," jelasnya.
BPBD Jembrana juga memiliki prosedur operasional standar (SOP) untuk penanganan banjir. Ketika terjadi kejadian besar, seperti yang terjadi tahun lalu, semua personel yang sebelumnya digilir per shift akan diterjunkan. "Dari tiga shift yang ada, jika terjadi kejadian besar, kita terjunkan semua. Kita juga fungsikan Tagana dan relawan BPBD di masing-masing desa/kelurahan," tambah Agus.
Kerjasama dengan Polres Jembrana juga sedang dirancang untuk penanganan bencana, yang akan melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) dalam skala besar. Penanganan terpadu ini mencakup aspek kesehatan, infrastruktur, dan lainnya. Berdasarkan peta kerawanan bencana di Bali, dari 328 desa/kelurahan yang rawan banjir, wilayah Tabanan dan Jembrana memiliki kelas kerawanan tertinggi, dan Jembrana juga berpotensi mengalami longsor.
(Surya Dharma / balipost)
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/21/374461/Masuk-Wilayah-Rawan-Banjir,Desa...html