*Laporan oleh Meilita Elaine*
Sabtu, 21 Oktober 2023 | 11:19 WIB
Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, mengingatkan agar para santri tidak memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak buruk, terutama yang menggunakan agama sebagai alat untuk kepentingan politik.
"Hari Santri ini patut dirayakan dengan riang gembira oleh semua kalangan santri. Hari ini menunjukkan bahwa negara dan pemerintah mengabdi pada perjuangan para santri dengan memberikan Hari Santri. Momentum ini juga mengingatkan kita bahwa setiap episode sejarah negeri ini selalu melibatkan santri," ungkap Gus Yaqut, sapaan akrabnya, setelah melepas puluhan ribu peserta Jalan Santai Hari Santri dari depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Gus Yaqut menekankan pentingnya keterlibatan santri dalam proses pemilihan. "Santri harus terlibat. Setiap episode sejarah negeri ini, termasuk pemilih, selalu melibatkan santri," terangnya.
Ia menekankan agar santri pintar dalam memilih calon pemimpin dan tidak terjebak pada janji-janji manis. "Santri jangan pernah mau memilih pemimpin hanya berdasarkan tambahan khusus atau janji-janji manis," tegasnya.
Gus Yaqut juga mengingatkan agar santri memeriksa rekam jejak calon presiden dan wakil presiden. "Rekam jejaknya harus baik, tidak pernah menggunakan agama sebagai kuda tunggangan untuk kepentingannya. Silakan dipilih yang baik," tambahnya.
Ia menitipkan pesan agar santri memilih pemimpin yang serius dan mencintai negara. "Memilih pemimpin itu yang serius, masa pemimpin cengengesan. Harus benar-benar suka negara ini. Tantangan ke depan ini luar biasa," tandasnya, mengacu pada pernyataan Presiden Jokowi tentang tantangan yang akan dihadapi di masa depan.
Dengan demikian, Gus Yaqut berharap santri dapat berperan aktif dalam menentukan masa depan bangsa melalui pilihan yang bijak.