Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bahwa kedua pesawat Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abd Saleh TNI Angkatan Udara tersebut dalam kondisi siap tempur. Dalam kunjungannya ke Dau, Kabupaten Malang, pada Sabtu, 18 November, Prabowo menjelaskan bahwa pesawat Super Tucano yang dimiliki Indonesia telah ada sejak 2012 dan seharusnya layak serta siap tempur.
Prabowo menekankan bahwa kecelakaan yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia adalah risiko yang sering dihadapi oleh anggota TNI dalam melaksanakan latihan. Ia mengingatkan bahwa meskipun latihan memiliki risiko, para prajurit harus tetap realistis dalam melaksanakannya. Menhan juga menyampaikan rasa duka cita untuk para korban dan berencana untuk bertemu dengan keluarga mereka.
Dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano jatuh di Kabupaten Pasuruan pada Kamis siang sekitar pukul 12.00 WIB. Pesawat dengan nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 tersebut sedang melakukan sesi latihan rutin. Pesawat take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB setelah melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal menyebutkan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk.
Tiga korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, yaitu Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati, Kota Malang. Sementara itu, Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/18/374147/Menhan-Sebut-Pesawat-Super-Tucano...html