Perjalanan kecintaannya terhadap Islam dimulai ketika ia mendengar suara azan yang berkumandang lima kali sehari. Menurut Esliyani, setiap kali mendengar panggilan salat tersebut, ia merasakan kedamaian dan ketenangan yang mendalam, meskipun ia tidak sepenuhnya memahami mengapa perasaan tersebut selalu hadir.
Esliyani melakukan syahadat di masjid kampungnya di Konawe Utara. Namun, atas saran salah seorang temannya, ia kemudian memutuskan untuk bersyahadat di Masjid Al-Alam Kendari agar pencatatan secara hukum dapat dilakukan. Kisahnya mencerminkan bagaimana suara azan dapat menjadi panggilan spiritual yang kuat dan mengubah hidup seseorang.
Sumber asli: https://telisik.id/news/merasa-tenteram-saat-dengar-azan-wanita-di-kendari-putuskan-mualaf