Namun tidak demikian halnya yang di alami Ompung(kakek)Deling 77 tahunni.
Jangankan untuk membeli baju buat berlebaran dan menyiapkan hidangan lebaran yang lezat,untuk makan dan aktifitas keseharian,semenjak penyakit Lumpuh yang di deritanya Kakek tersebut hanya bisa menunggu pemberian dan belas kasihan orang yang lewat di depan gubuknya.
Ompung (Kakek) Deling(77) hidup sebatang Karang di gubuk berukuran 2?ù3 meter dekat jembatan Penghubung Naga Juang-Desa Jambur Matinggi,Kecamatan Panyabungan Utara.
Kakek Deling tinggal di gubuk tersebut tanpa penerangn listrik dan hanya mengandalkan senter mancis sebelum dirinya tertidur.
Hal itu seperti yang di utarakan khoiriyah kepada jurnalis Warta Mandailing Kamis(27/04/2023).
Menurut Khoiriyah, Ompung Deling hidup dalam kondisi memprihatinkan, ia tinggal sebatang kara di gubuk kecil dengan kondisi mengidap penyakit kelumpuhan, miris, Ompung itu tidak memiliki sumber kehidupan.
Saat berkunjung, lanjut Khoiriyah, Ompung Deling bercerita, dia makan dari belas kasihan warga setempat, kadang ada yang memberi roti dan goreng pisang, kadang dalam sehari sebiji nasi pun ngak bisa dia makan sama sekali, karena tidak ada yang datang memberi.
?Ç£Untuk makan nasi sudah sangat jarang dalam lima bulan ini, katanya karena keluarganya jarang menjenguk apalagi mengantar bekal makanan sejak dirinya diasingkan di gubuk itu, ujar Khoiriyah kepada Warta Mandailing, Kamis (27/04/23)
?Ç£Alat penerangan kakek itu malam hari hanya mengandalkan senter mancis sebelum dirinya tertidur.terangnya.
Hingga saat ini, Ompung Deling sudah menghuni gubuk kecil itu jalan lima bulan, tinggal dalam gubuk derita tersebut menjadi pilihan setelah kakinya lumpuh satu tahun terakhir.
Sumber asli: https://suaramedannews.com/miris-rasa-empati-hilang-di-tengah-tengah-kita/