Untuk pertama kalinya dalam sejarah Asian Games, Indonesia gagal meraih medali di cabang olahraga bulu tangkis, dengan tidak ada satu pun wakil tim Merah Putih yang berhasil mencapai babak semifinal nomor perseorangan di Asian Games 2022 yang berlangsung di Hangzhou. Hal ini sangat mengecewakan, mengingat Indonesia selalu menjadi andalan dalam cabang olahraga ini sejak tahun 1962.
Mulyo menilai bahwa pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) perlu melakukan evaluasi tegas terhadap manajemen dan kepelatihan. Kegagalan ini dianggap sebagai pukulan berat bagi prestasi olahraga Indonesia, sehingga diperlukan perbaikan signifikan dalam persiapan dan strategi untuk menghadapi kompetisi tingkat Asia yang sangat kompetitif.
Salah satu langkah penting yang diusulkan adalah meningkatkan pembinaan bakat muda. Mulyo percaya bahwa investasi dalam pengembangan atlet muda dengan potensi tinggi akan membantu Indonesia bersaing lebih baik di tingkat internasional. "Setahu saya, bulu tangkis selama mengikuti Asian Games selalu mendapat medali emas. Jadi, semua harus introspeksi diri. Ini menyangkut nama baik Indonesia, pokoknya untuk kepentingan nasional harus diutamakan," katanya.
Mulyo juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam mengikuti kejuaraan. Perencanaan yang baik akan membantu atlet mempersiapkan strategi, fokus mental, dan pelaksanaan terbaik untuk mencapai tujuan di arena kompetisi. "Terutama Binpres (Bidang Pembinaan Prestasi) ini bagaimana membuat perencanaan. Terus pelatih bagaimana mengejar target-target yang harus dicapai. Ini kan harus jelas semua, kalau di situ tidak jelas, mana bisa. Kalau kita kejar tanpa perencanaan, iya begini jadinya," pungkasnya.
Kegagalan ini menjadi momentum bagi PBSI untuk melakukan introspeksi dan perbaikan demi masa depan bulu tangkis Indonesia yang lebih baik.