Nickel Industries, sebagai bisnis pengolahan nikel terkemuka, saat ini memproduksi beberapa unit nikel dengan modal paling rendah dan paling menguntungkan di pasar global. Dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Managing Director Nickel Industries, Justin C. Werner, dan CEO SESNA Group, Rico Syah Alam, proyek ini akan mendukung kebutuhan energi operasional smelter Nickel Industries dengan kapasitas terpasang mencapai 200 MWp dan penyimpanan baterai 20 MWh, yang berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Justin Werner menyatakan, "Kami sangat senang mengumumkan penandatanganan Perjanjian Sewa Operasional dan Layanan (OLSA) yang mengikat dengan SESNA untuk implementasi Sistem Penyimpanan Energi Baterai (BESS) 200MWp + 200MWh. Proyek ini akan menjadi salah satu proyek tenaga surya terbesar yang diimplementasikan di Indonesia dan menunjukkan komitmen kami untuk menjadi yang terdepan dalam transisi menuju energi terbarukan."
Proyek ini merupakan langkah baru dalam upaya berkelanjutan Nickel Industries untuk mengurangi jejak karbon di seluruh aset pengolahan hilir yang dimiliki, serta menjadi sumber energi terbarukan yang bersih untuk proyek ENC HPAL di masa depan. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, kapasitas terpasang PLTS di Indonesia hingga tahun 2022 mencapai 271,6 MW, dengan harapan proyek ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanfaatan energi terbarukan secara nasional.
Kerja sama ini juga merupakan perpanjangan dari kolaborasi yang telah terjalin antara SESNA dan Nickel Industries, yang sebelumnya berhasil menyediakan sistem tenaga surya dengan kapasitas 396 kWp + 250 kWh BESS untuk kamp dan area perkantoran di anak perusahaan Nickel Industries, PT Hengjaya Mineralindo.
Nickel Industries terus memprioritaskan aspek lingkungan dan keberlanjutan, yang telah diakui dengan penghargaan dalam bidang keberlanjutan pada Agustus 2023. Selain itu, perusahaan ini berencana untuk membangun fasilitas pengolahan yang mendukung rantai pasokan produksi baterai di masa depan, dengan memanfaatkan energi matahari untuk meminimalisir jejak karbon dalam industri.
Dengan skema Zero Capex atau Solar Rental yang diterapkan oleh SESNA, proyek ini diharapkan dapat menarik minat perusahaan industri lainnya untuk beralih ke penggunaan energi hijau. Rico Syah Alam menambahkan, "Proyek ini menunjukkan kekuatan kolaborasi antara pemain global seperti Nickel Industries dan SESNA sebagai entitas bisnis lokal, yang menunjukkan bagaimana bersama-sama kita dapat mencapai tujuan yang monumental."
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/10/04/nickel-industries-limited-dan-sesna-kerja-sama-bangun-plts-terbesar-di-indonesia/