Laporan Muhammad Syafaruddin | 1 April 2024
UNICEF mengungkap bahwa 1 dari 5 anak dan 1 dari 7 remaja di Indonesia mengalami obesitas.
Data Riset Kesehatan Dasar 2018: 10,8% anak 5-12 tahun kegemukan, 9,2% mengalami obesitas.
Obesitas meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit degeneratif lain seperti jantung koroner dan hipertensi di usia dewasa.
Kasus diabetes anak melonjak hingga 70 kali lipat dari 2010 ke 2023.
WHO menyatakan diabetes dan penyakit jantung termasuk 3 besar penyakit penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Penyebab Obesitas menurut Dr. Andriyanto, Ketua ASNI:
Stunting — Anak yang mengalami stunting cenderung obesitas karena kekurangan protein hewani, sehingga lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dan gula yang menyebabkan berat badan naik.
Pola makan tidak seimbang — Konsumsi karbohidrat berlebihan dibanding protein, ditambah aktivitas fisik yang rendah akibat lebih banyak bermain gadget.
Faktor keturunan — Jika orang tua obesitas, risiko anak obesitas meningkat (20% tanpa orang tua obesitas, 40-45% jika salah satu, dan 60% jika kedua orang tua obesitas). Namun, pola makan lebih dominan penyebab obesitas saat ini.
Solusi dan Pencegahan:
Pentingnya pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dan MPASI bergizi seimbang, terutama protein hewani untuk anak usia 6-24 bulan.
Pada keluarga miskin, makanan tambahan kaya protein penting untuk anak 6-23 bulan.
Anak obesitas tidak harus dikurangi makan secara drastis, tapi lebih pada pengaturan asupan (misal mengganti minuman manis dengan air putih dingin).
Penanaman edukasi di sekolah tentang bahaya obesitas dan pentingnya pola hidup sehat.
Obesitas pada anak juga berdampak pada kognitif yang lebih rendah dibanding anak normal.