Palestina dan Israel kembali terlibat dalam perang terbuka, sebuah konflik yang telah berlangsung sejak berdirinya negara Israel di Palestina. Sejak serangan pertama oleh HAMAS, tidak kurang dari 5.000 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel, yang mengakibatkan ratusan korban di pihak tentara Israel. Namun, balasan dari pihak Israel jauh lebih besar dan brutal, dengan serangan yang membabi buta terhadap warga Palestina, mengakibatkan 770 kematian, termasuk 140 anak-anak dan 120 wanita. Angka korban dari pihak Palestina kemungkinan akan terus bertambah.
Ironisnya, tidak ada bantuan militer yang signifikan dari negara-negara Arab dan mayoritas negara Muslim untuk membantu Palestina melawan penjajahan Israel. Para penguasa negeri Muslim hanya berani mengecam atau menyerukan agar kedua pihak menghentikan serangan. Sementara itu, ratusan ribu tentara dari negara-negara Muslim dibiarkan 'menganggur' di barak-barak mereka, hanya menunjukkan kekuatan mereka terhadap sesama Muslim yang dianggap menolak investasi atau berseberangan dengan perusahaan yang zalim.
Konflik Israel dan Palestina bermula lebih dari ratusan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1835, ketika sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina dan mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana, yang disponsori oleh milyuner Yahudi Inggris, Sir Moshe Monteveury. Pada tahun 1849, kampanye untuk mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina dimulai, dan pada tahun 1948, jumlah Yahudi di Palestina meningkat menjadi 716.700.
Melihat semakin masifnya imigrasi Yahudi, penduduk Palestina mengirim petisi kepada khalifah pada tahun 1891, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran orang Yahudi. Namun, saat itu kekhalifahan sudah dalam kondisi lemah. Pada tahun 1896, Theodore Herzl merampungkan doktrin Zionisme sebagai gerakan politik untuk mendirikan negara Yahudi, yang kemudian diresmikan pada tahun 1948 dengan proklamasi kemerdekaan Israel.
Tanggal 14 Mei 1948, sehari sebelum berakhirnya perwalian Inggris di Palestina, pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel dan melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina, yang menyebabkan jutaan orang terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Lebanon, Yordania, Suriah, dan Mesir. Tema pengungsi Palestina menjadi sorotan dunia, namun karena pengaruh Inggris, Israel dengan mudah merebut wilayah Arab Palestina yang telah ditetapkan oleh PBB.
Palestina adalah tanah air kaum Muslim dan telah menjadi bagian dari wilayah Islam selama berabad-abad. Kaum Muslim terikat dengan Palestina dan Yerusalem karena dua alasan: pertama, Yerusalem menjadi bagian dari negeri Islam sejak era Kekhilafahan Umar bin al-Khatthab pada tahun 637 M. Kedua, terdapat Perjanjian Umariyah yang mengikat kaum Muslim untuk melindungi kaum Nasrani di Yerusalem, memberikan jaminan atas harta, jiwa, dan ibadah mereka, serta melarang orang-orang Yahudi tinggal bersama kaum Nasrani dan Muslim di Yerusalem.
Konflik ini mencerminkan ketegangan yang mendalam dan kompleks antara identitas, sejarah, dan hak atas tanah, yang terus berlanjut hingga saat ini.
Sumber asli: https://www.datariau.com/detail/opini/palestina-adalah-kita