Sidr menyatakan bahwa kondisi ini akan berdampak pada komunikasi antara Pertahanan Sipil, Bulan Sabit Merah, dan organisasi-organisasi kemanusiaan lainnya, yang berpotensi mengakibatkan hilangnya banyak nyawa. Ia mendesak lembaga-lembaga internasional, termasuk Persatuan Telekomunikasi Internasional, UNRWA, Bulan Sabit Merah Arab, Palang Merah, serta organisasi masyarakat sipil, untuk segera melakukan intervensi dan membantu memasukkan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Sekitar 65 persen jalur komunikasi di Gaza telah menjadi sasaran konflik yang sedang berlangsung. Abdel Majeed Melhem, CEO Grup Telekomunikasi Palestina, menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan komunikasi di Gaza menggunakan berbagai sumber energi untuk mengoperasikan infrastruktur mereka. Sumber energi utama adalah saluran listrik dari Perusahaan Listrik Gaza, yang telah tidak aktif selama sebulan karena kehabisan bahan bakar.
Melhem menambahkan bahwa jika sumber energi utama gagal, sistem akan beralih ke energi matahari dan, jika itu juga tidak tersedia, ke generator listrik yang digerakkan oleh bahan bakar. Namun, jika generator kehabisan bahan bakar, daya akan dialihkan ke baterai penyimpan energi (UPS). Ia memperkirakan bahwa pada Rabu, 15 November 2023, baterai penyimpanan energi di stasiun-stasiun komunikasi dan pertukaran di Gaza akan diaktifkan, tetapi hanya memiliki cukup energi untuk bertahan selama 24 jam setelah habisnya opsi energi lainnya.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2023/palestina-peringatkan-layanan-komunikasi-di-gaza-bakal-terhenti/