Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, menegaskan bahwa ke depan akan ada evaluasi, terutama dalam memisahkan seni tradisional dan seni modern dalam event. Ia juga berjanji memberi ruang lebih besar bagi seniman lokal, terutama dalam ajang Pra-Pesta Kesenian Bali (PKB) yang akan digelar di Taman Bung Karno.
Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya, menyayangkan insiden ini dan menegaskan bahwa sekaa gong seharusnya diprioritaskan tampil. Ia mendorong agar pemerintah tidak hanya meminta maaf, tetapi menghadirkan kembali penampilan terbuka untuk menunjukkan komitmen dalam pelestarian budaya lokal, sejalan dengan Perda tentang Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun ke depan.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2024/04/02/394397/Pascakecewanya-Dua-Sekaa-Gong-Legendaris,...html