Pembudayaan Literasi

Wilayah
Bali
Kategori
Opini
Penulis
Tidak diketahui
Tanggal
2023-09-13
Views
0
Literasi berasal dari kata ?Çÿliterate?ÇÖ yang artinya melek aksara atau tulisan. Mereka yang melek tulisan diidentikkan dengan kata terpelajar, sehingga mereka yang illiterate atau buta aksara dianggap golongan yang tidak terpelajar. Oleh karena literasi tersebut merujuk pada kemelekaksaraan, maka kemampuan literasi lebih difokuskan pada kemampuan membaca dan menulis sebagai literasi dasar. Tentu masih banyak lagi jenis-jenis literasi dengan makna yang semakin meluas sesuai dengan konteks dan tujuannya.

Pembudayaan literasi ini bertujuan untuk menjadikan masyarakat cerdas sehingga mampu mencerna dan memahami informasi dengan baik. Literasi juga menjadi fondasi pembentukan sumber daya manusia unggul, karena masyarakat literat mampu membawa bangsa pada kemajuan. Namun, berbagai fakta membuktikan bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia masih rendah karena belum memiliki budaya membaca yang baik. Berbagai hasil penelitian membuktikan hal tersebut. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat literasi dasar (membaca dan menulis), antara lain fasilitas yang kurang memadai dan lingkungan keluarga yang kurang mendukung.

Oleh karena itu, budaya literasi tersebut perlu dikembangkan sejak dini, yakni mulai dari lingkungan keluarga. Ketika anak-anak belum masuk ke jenjang pendidikan formal (TK), keterlibatan orang tua memegang peran sentral di rumah untuk menghadirkan lingkungan kaya literasi. Lingkungan kaya literasi adalah lingkungan belajar bahasa yang dibangun oleh orangtua yang bisa diwujudkan dengan menyediakan fasilitas yang memadai di rumah yang mudah diakses sewaktu-waktu oleh anak, seperti buku cerita bergambar atau buku-buku berisi permainan yang sesuai dengan usia mereka.

Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/09/13/361756/Pembudayaan-Literasi.html

Tags: anak membaca literasi buku orangtua