Gorman menekankan bahwa untuk mendorong investasi di sektor komunikasi, operator seluler memerlukan kepastian dalam pengembangan teknologi komunikasi yang ditunjukkan dengan rencana masa depan yang jelas. Pengembangan teknologi komunikasi yang baik diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi digital Indonesia, yang diprediksi akan menjadi yang terbesar kelima di dunia dalam beberapa dekade mendatang.
Selain itu, GSMA mendorong pemerintah untuk mengurangi harga tawar minimum dalam proses pelelangan spektrum frekuensi 5G yang akan datang. Gorman mencatat bahwa biaya spektrum frekuensi di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam 10 tahun terakhir, yang dapat menghambat pengembangan layanan seluler di masa depan. Ia menambahkan bahwa rasio biaya tersebut terhadap pendapatan operator seluler di Indonesia berada di atas rata-rata global.
GSMA berharap agar harga spektrum frekuensi yang ditawarkan berada di bawah harga pasar untuk memberikan ruang bagi penyedia layanan dalam menetapkan harga yang sesuai. Dengan menurunkan harga tawar minimum, Indonesia dapat mengurangi risiko spektrum frekuensi yang tidak terpakai dan memberikan insentif jangka panjang kepada penyedia layanan seluler. Pemerintah juga diminta untuk mengevaluasi dan menyesuaikan formula yang mengatur biaya tahunan spektrum frekuensi agar tetap selaras dengan kondisi pasar.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/09/372650/Pemerintah-Perlu-Peta-Jalan-Pengembangan...html