Eri menambahkan bahwa kajian dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa penyebab kemacetan di Surabaya tidak hanya berasal dari dalam kota, tetapi juga dari kabupaten tetangga seperti Sidoarjo, Lamongan, dan Gresik. Oleh karena itu, jika MRT ingin direalisasikan, harus mampu menghubungkan daerah-daerah tersebut, mirip dengan sistem MRT yang ada di Jabodetabek.
Selain itu, Eri menyatakan bahwa ruas jalan di Surabaya masih cukup untuk menampung kendaraan warga, sehingga prediksi jumlah penumpang yang akan menggunakan MRT dari dalam kota sangat rendah. Sebagai solusi alternatif untuk mengatasi kemacetan, Pemkot Surabaya berencana untuk menambah transportasi umum, seperti angkutan pengumpan Feeder WiraWiri dan Suroboyo Bus, dengan tujuan jangka panjang untuk mengalihkan pengendara kendaraan pribadi ke transportasi publik.