Dalam percobaan pertama, partisipan hanya tidur 5 jam per malam selama tiga hari, sementara percobaan kedua menilai efek kurang tidur total dan kondisi hipoksia (kadar oksigen rendah). Setiap pagi, partisipan diberi beberapa tugas kognitif saat beristirahat dan saat bersepeda selama 20 menit.
Hasil menunjukkan kinerja kognitif membaik setelah olahraga ringan tersebut, yang diduga karena peningkatan aliran darah dan oksigenasi otak. Olahraga intens dianggap berpotensi memicu stres sehingga dipilih olahraga dengan intensitas sedang.
Temuan ini menegaskan bahwa bergerak adalah "obat" yang bermanfaat bagi tubuh dan otak, khususnya untuk mengatasi dampak negatif kurang tidur. Menariknya, peningkatan kognitif tidak hanya bergantung pada area prefrontal cortex otak saja.
Jadi, jika kamu kurang tidur, 20 menit olahraga ringan seperti bersepeda bisa membantu menyegarkan dan menguatkan fungsi otak.