Studi itu, seperti disiarkan
Medical Daily
pada Jumat (8/9/2023), menunjukkan wanita yang hamil pertama di usia di bawah 24 tahun memiliki risiko kanker payudara jangka panjang yang jauh lebih rendah, yakni sekitar 20 ?Çô 35 persen dibandingkan dengan wanita yang belum memiliki anak.
Namun, seiring bertambahnya usia, wanita yang baru pertama kali menjadi ibu, risiko mengalami kanker payudara semakin meningkat dengan lonjakan risiko sebesar lima persen setiap lima tahun.
?Ç£Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan mulai memiliki anak lebih lambat karena perubahan sosial dan preferensi pribadi. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara,?Ç¥ kata Biancastella Cereser peneliti utama studi dilansir
Antara
, Sabtu (9/9/2023) pagi.
Untuk sampai pada temuan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications itu, para peneliti menganalisis perubahan sel dan genetik yang terjadi pada sel-sel payudara yang sehat ketika sel-sel tersebut berubah menjadi kanker.
Setelah mengurutkan 29 jaringan payudara sehat beku dari donor, tim menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, jaringan payudara sehat itu mengakumulasi mutasi, dengan laju sekitar 15 mutasi setiap tahun.
Meskipun sebagian besar mutasi tidak memengaruhi gen dan tidak menyebabkan kanker, seiring berjalannya waktu, terdapat kemungkinan lebih besar terjadinya mutasi pemicu yang terkait dengan kanker.
Menurut Cereser dan tim hal itu mungkin tidak cukup untuk menyebabkan kanker dengan sendirinya. Namun, kehamilan dapat memberikan kerusakan ganda karena kondisi ini menginduksi perluasan sel-sel payudara secara cepat sebagai persiapan untuk menyusui.
?Ç£Berpotensi menyebabkan efek yang tidak terkendali, dan pada akhirnya menciptakan tumor kanker,?Ç¥ kata Cereser.
Sumber asli: https://www.suarasurabaya.net/senggang/2023/penelitian-hamil-pertama-pada-usia-lebih-tua-berisiko-kanker-payudara/