Menurut Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur 2019–2024, keberadaan bandara ini akan mempermudah akses mudik terutama ke wilayah Mataraman dan Selingkar Wilis, seperti Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo. Sebelumnya, pemudik harus turun di Bandara Juanda (Sidoarjo) lalu menempuh perjalanan darat jauh ke daerah tersebut.
Dampak Positif Bandara Dhoho:
Memperpendek waktu tempuh dan mempermudah akses transportasi.
Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan sektor industri di sekitar Kediri.
Memberikan dukungan logistik untuk sektor agrobisnis seperti kopi, kakao, dan buah-buahan di lereng Gunung Wilis.
Direncanakan melayani penerbangan internasional, termasuk jamaah umrah dan haji.
Fasilitas Bandara Dhoho Kediri:
Landasan pacu 3.300 x 45 meter (bisa menampung Boeing 777-300ER)
Terminal penumpang: 18.224 m² (kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun)
Apron VIP, 4 taxiway, dan area parkir seluas 37.108 m²
Rute Penerbangan yang Disiapkan:
Jakarta – Kediri (aktif 5 April 2024)
Kediri – Bali
Kediri – Palembang
Kediri – Banjarmasin
Kediri – Balikpapan
Kediri – Makassar
Pengelolaan Bandara Dhoho dilakukan oleh PT Angkasa Pura II bekerja sama dengan Surya Dhoho Investama (SDI).