Dekan FK Unair, Prof. Budi Santoso, menjelaskan bahwa dua penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dan perdarahan. Prof. Duvekot, yang merupakan ahli dalam hemoragic post partum, diharapkan dapat menginisiasi langkah-langkah baru untuk menurunkan AKI dengan mengadopsi praktik terbaik dari pengalaman global. Salah satu fokus utama adalah memperbaiki deteksi dini, karena keterlambatan dalam mendeteksi masalah kesehatan dapat berkontribusi pada angka kematian yang lebih tinggi.
Dokter Muhammad Yusuf, Wakil Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi (POGI) cabang Surabaya, menambahkan bahwa meskipun Surabaya pernah mencatat angka kematian ibu yang tinggi, saat ini angka tersebut telah menurun menjadi di bawah tiga digit. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, penyebab kematian ibu yang paling banyak setelah hipertensi adalah kelainan jantung, dengan angka kematian stagnan di sekitar 70-an per tahun.
Dengan adanya pengukuhan Prof. Duvekot, diharapkan akan ada transfer pengetahuan dan kemampuan yang dapat membantu mengurangi angka kematian ibu di Indonesia.