Pada masa kerajaan kita punya perempuan perkasa nan pintar, seperti Ratu Shima (Kerajaan Kalingga), Ratu Pramodawardhani (Kerajaan Mataram Kuno), Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan Ratu Suhita (Kerajaan Majapahit). Kita juga memiliki Bupati Jepara Ratu Kalinyamat, yang dijuluki Portugis sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame (Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani).
Kemudian kita tak lupa atas kiprah Raden Adjeng (RA) Kartini, pioneer kebangkitan perempuan pribumi, tokoh emansipasi perempuan. Deretan perempuan hebat lainnya ada Laksamana Malahayati, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, Dewi Sartika, HR Rasuna Said, Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan, Maria Wanda Maramis, Nyi Ageng Serang, dan sebagainya.
Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini keterwakilan perempuan diakomodasi dari lima posisi menteri dipegang oleh perempuan. Mereka itu adalah Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Ida Fauziah (Menteri Ketenagakerjaan), Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan), I Gusti Ayu Bintang Puspayoga (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), dan Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), bahkan Staf Khusus Presiden Joko Widodo salah satunya perempuan disabilitas, Angkie Yudistia.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/09/01/359386/Perempuan-dan-Budaya-Speak-up.html