Hadianto menyampaikan pentingnya sebuah kota memiliki landmark sebagai penanda dan ikon yang memberikan kesan positif. Videotron diharapkan menjadi media publikasi dan sosialisasi informasi bagi masyarakat Palu, sementara revitalisasi Tugu Nol Kilometer bertujuan menjadikannya pusat aksis ruang kota.
Ia menegaskan bahwa penguatan aksesoris perkotaan yang tertata baik dan fungsional sangat penting, mengingat tren migrasi penduduk ke kota yang akan meningkat dalam dekade mendatang. Penataan ruang kota harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman, informatif, dan menentramkan, dengan keseimbangan antara daya tarik ekonomi dan ruang lingkungan hidup.
Namun, keterbatasan pendanaan dan lahan menjadi tantangan dalam penataan taman dan aksesoris perkotaan. Selain itu, sistem pengelolaan pertamanan yang ada belum melibatkan kelompok masyarakat dan dunia usaha secara optimal. Hadianto mengingatkan bahwa jika masalah ini tidak diatasi dengan partisipasi masyarakat dan dunia usaha, maka bisa menimbulkan kerawanan sosial dan masalah ruang.
Aspek teknis, kelembagaan, serta manajemen dan keuangan perlu menjadi fokus dalam penataan aksesoris perkotaan berwawasan lingkungan. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan dunia usaha yang telah membantu pembangunan kembali Tugu Nol Kilometer dan videotron.
Hadianto berharap kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dapat menjadi model penanganan masalah perkotaan yang bisa diterapkan di tempat lain. Ia menutup dengan harapan agar Allah SWT selalu memberikan rahmat dan bimbingan dalam pengabdian kepada bangsa dan daerah.
Selain itu, Ridwan Karim menginginkan Festival Kreatif Kopi Sulawesi Tengah dapat dikolaborasikan dengan kegiatan Festival Pendidikan dan Pengembangan Nasional (FPPN).
Sumber asli: https://www.satusulteng.com/peresmian-videotron-dan-pemanfaatan-kembali-tugu-nol-kilometer-ini-harapan-wali-kota/