Kehidupan bukanlah sekadar ramalan atau ocehan, melainkan hasil dari interaksi jutaan manusia. Tindakan dan reaksi kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita pikirkan dan percayai.
Membahas tentang "Krisis," ekonomi adalah refleksi dari kehidupan yang terbentuk oleh perilaku manusia. Pola perilaku ini dapat bergerak naik, turun, atau bahkan menukik liar. Di negara-negara barat, krisis sering dimaknai sebagai titik belok atau kesempatan untuk perbaikan. Di China, krisis diartikan sebagai "Wei Ji," yang berarti kesempatan. Namun, di Indonesia, krisis sering kali dipandang sebagai situasi yang gawat dan genting.
Krisis dapat membuat banyak orang merasa ketakutan, terutama ketika media memberitakan tentang kenaikan harga dan inflasi. Dalam konteks tahun politik, ada pihak-pihak yang mencoba menakut-nakuti masyarakat untuk mencapai tujuan politik mereka.
Tulisan ini mengajak kita untuk keluar dari kesulitan dengan mengadopsi pola pikir "Wei Ji," bahwa krisis adalah kesempatan untuk bangkit dan tumbuh. Kita perlu belajar dari situasi ini, bukan mengutuk atau menyalahkan kompetitor, tetapi beradaptasi dengan perubahan, seperti belajar tentang e-commerce.
Kita juga harus percaya pada kekuatan diri sendiri dan pentingnya kolaborasi. Membangun kemitraan dan saling mendukung adalah kunci untuk menghadapi tantangan. Sebagai orang yang beriman, kita percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan. Mari tetap semangat dan kreatif dalam menghadapi setiap tantangan yang ada.
Penulis: Akhmad Khambali, SE, MM, Praktisi Keuangan
Editor: Indra Matondang
Tanggal: Jumat, 06 Oktober 2023
Sumber asli: https://suaramedannews.com/perfect-storm-krisis-ekonomi/