Khofifah mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak di Gaza yang terampas haknya untuk hidup, belajar, dan bermain akibat perang. Ia menyoroti banyaknya anak-anak yang menjadi korban serangan Israel, hilang, dan menjadi yatim piatu. Ia menyerukan agar komunitas internasional tidak hanya diam menyaksikan penderitaan ini dan meminta PBB untuk mengambil sikap tegas dalam mengakhiri derita anak-anak Palestina.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga membahas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memenuhi hak-hak anak, seperti stunting, kekerasan terhadap anak, anak putus sekolah, perdagangan anak, dan perkawinan anak. Ia menegaskan komitmen Pemprov Jawa Timur untuk memenuhi hak-hak anak sesuai dengan Declaration of the Rights of the Child, termasuk menyediakan sarana-prasarana untuk perkembangan anak.
Khofifah juga mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian Provinsi Jawa Timur yang berhasil mempertahankan predikat sebagai Provinsi Layak Anak (Provila) selama tiga tahun berturut-turut. Pada tahun 2023, 100% dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur berhasil masuk dalam pemeringkatan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Ia menekankan pentingnya komitmen dari semua lapisan masyarakat dan kepala daerah dalam mewujudkan kesejahteraan anak-anak di provinsi tersebut.
Khofifah bertekad untuk terus menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi yang layak anak dengan lingkungan terbaik, termasuk di sekolah-sekolah dan ruang publik.