Dukungan dari pemerintah dan pihak swasta sangat besar dalam memperluas industrialisasi perkebunan kelapa sawit. Namun, industri ini juga menghipnotis sebagian masyarakat dan menarik perhatian para petani, yang terpesona oleh janji-janji keuntungan yang ditawarkan. Akibatnya, banyak petani yang terpengaruh dan beralih ke industri perkebunan.
Sayangnya, laju ekspansi perkebunan ini mengakibatkan pengalihan fungsi lahan pertanian, terutama bagi petani palawija, dan menjadi ancaman bagi kehutanan. Kehadiran industri perkebunan mempercepat konversi lahan pertanian menjadi perkebunan, yang berujung pada kerusakan hutan yang semakin tidak terkendali. Banyak areal pertanian dan hutan kini telah berubah menjadi lahan perkebunan.
Perkembangan industri kelapa sawit juga merambah ke sudut-sudut desa di Padang Bolak (Padang Lawas). Meskipun kita tidak dapat menutup mata terhadap perkembangan ini, penting untuk tidak larut dalam arusnya. Agar petani tetap eksis, diperlukan transformasi sosial pertanian dengan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat berdampingan dengan kemajuan industri perkebunan kelapa sawit. Meskipun industri ini terasa menghimpit kawasan pertanian, petani harus tetap berdiri kokoh dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.
(Marwan Ashari Harahap, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Tabagsel)
(Editor: Indra Matondang)
Sumber asli: https://suaramedannews.com/perkebunan-vs-petani/