RDF adalah bahan bakar yang dapat digunakan oleh pabrik semen sebagai pengganti sebagian kecil bahan bakar batu bara. Namun, jarak antara TPST Kesiman Kertalangu dan pabrik semen mencapai lebih dari 425 km, yang menyebabkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi.
Kualitas RDF yang diterima oleh pelanggan harus memiliki kandungan kelembapan sebesar 5-10%. Mencapai kadar kelembapan ini memerlukan energi yang cukup besar dan sulit dilakukan di Indonesia, yang memiliki tingkat kelembapan tinggi. Hal ini sering menyebabkan masalah pada peralatan.
Konsorsium investor merencanakan pembangunan Waste-to-Energy (W2C) dan menjalin kemitraan strategis dengan TPST Kesiman Kertalangu. Pabrik W2C memerlukan RDF sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan untuk mengoperasikan pabrik kimia. RDF yang diperlukan untuk pabrik ini tidak harus memiliki kandungan kelembapan yang rendah, tetapi harus memiliki kualitas yang baik sebagai bahan bakar.
Kerja sama antara TPST Kesiman Kertalangu dan konsorsium investor diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Bali, khususnya di Denpasar, dalam jangka panjang. Selain itu, diharapkan Denpasar dapat menjadi contoh pembangunan ekosistem pengelolaan sampah kota di Indonesia.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/11/07/372088/Persiapan-Optimalisasi-dan-Peningkatan-Pabrik...html