Mbah Bagyo hidup di zaman Raden Pekik, Adipati Surabaya kedua tahun 1625-1670 Masehi. Raden Pekik merupakan putra dari Adipati Surabaya pertama yaitu Adipati Jayalengkara yang bergelar Raja Tegal Arum Panji Joyolengkoro.
Adipati Joyolengkoro berkuasa tahun 1546-1625 Masehi merupakan keturunan dari Raden Sayyid Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel Denta salah satu tokoh sentral Wali Songo yang makamnya berlokasi di Ampel Surabaya.
Oleh masyarakat sekitar, Mbah Bagyo diyakini merupakan tokoh dibalik menyebarnya Islam di Kampung Keramean sekaligus yang Babad Alas Keramean. Cerita tersebut sudah turun temurun melekat kuat dibenak masyarakat Dusun Keramean, kata tokoh masyarakat Dusun Keramean Sumorame, Muhammad Irwan Susanto.
Makamnya yang saat ini telah dibangun cungkup merupakan bentuk takdzim dan hormatnya warga Dusun Keramean terhadap jasa dan perjuangan Mbah Bagyo dalam menyebarkan syiar Islam. Makam Mbah Bagyo bersanding dengan istri (Nyai Bagyo).
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/pertama-kali-warga-desa-sumorame-sidoarjo-menggelar-haul-mbah-bagyo-ini-asal-usulnya/