Contohnya, (Waterfront) berdiri di Teluk Aek Nadio, yang berarti air yang jernih dalam bahasa Batak. "Ini adalah pesan kita untuk masyarakat Samosir, masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia bahwa Danau Toba itu danau yang harus dijaga kelestariannya," ujar Planning & Urban Design Director ARD Design, DS Pangestuti Harianto, yang ditemui di Kawasan panggung Waterfront City, Pangururan, Samosir, pada Jumat (24/11/2023).
Perempuan yang akrab dipanggil Tuti itu menceritakan bahwa proyek pembangunan kawasan Waterfront Pangururan mulai dibangun pada 2022 lalu. Pembangunan itu memakan waktu cukup panjang, karena juga mencakup pembangunan kawasan Bukit Tele di jalan akses utama menuju Samosir dari arah bandara Silangit. "Pembangunan yang dimulai 2022 itu sekarang sedikit lagi rampung. Proyek ini bisa menerima sekian banyak pengunjung dan berkelas internasional," jelasnya.
Proyek yang akan menjadi ikon Samosir itu dirancang oleh puluhan tim, termasuk dari ARD Design. Tim yang terdiri atas banyak ahli juga menggali referensi dari sejarah terbentuknya Danau Toba untuk bisa dimanfaatkan sebagai inspirasi desainnya. "Itu danau yang terbesar di dunia yang letusannya dulu kedua terbesar sepanjang sejarah dunia. Dalam luasnya juga terbesar, jadi harus dimanfaatkan," kata dia.
Timnya terdiri dari ahli geologi, ahli budaya, perencana, lanskap, arsitek, masterplanner, urban desainer, dan sebagainya. "Tim kita ada puluhan orang," imbuh Tuti.
Anggota tim perancang Waterfront City Pangururan, Ruly, menambahkan bahwa pihaknya mengangkat legenda-legenda Batak yang hampir punah karena tidak diturunkan ke generasi muda. Misalnya, legenda Boru Saniang Naga atau Dewi Air dalam Bahasa Batak dan Boraspati Ni Tano atau Dewa Tanah. "Jadi orang Batak yang masih muda-muda mungkin lupa bahwa dari dulu orang tuanya berpesan jagalah Danau Toba, bahwa Dewi Boru Sangiang Naga akan marah kalau kita kotori," ungkap Ruly.
Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen IKP Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, mengatakan bahwa proyek ini merupakan salah satu proyek ikonik berstandar internasional yang mendukung sektor pariwisata di Danau Toba. Dia berharap proyek ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, khususnya dalam meningkatkan potensi wisata olahraga (sports tourism) yang sedang digencarkan pemerintah. "Jadi para ahli desain dari Jakarta datang ke Danau Toba untuk bisa memberikan yang terbaik bagi rakyat Indonesia, khususnya untuk masyarakat Danau Toba sehingga pariwisata di Danau Toba yang disebut Sports Tourism Indonesia bisa mendunia," tutup Septriana Tangkary.
Danau Toba saat ini tengah menjalani perannya sebagai tuan rumah gelaran internasional Aquabike Jetski World Championship 2023. Event itu digelar di empat kabupaten sekaligus, yaitu Toba, Karo, Dairi, dan Samosir pada 22-26 November 2023.
(Royziki Feriandi Sinaga/red)
Sumber asli: https://suaramedannews.com/pesan-alam-dan-budaya-di-balik-desain-waterfront-city-pangururan-samosir/