Kongres ini dihadiri oleh 27 pemateri, baik secara luring maupun daring, yang terdiri dari pemangku kepentingan, peneliti bahasa internasional, pelaku industri, serta pelaku sastra dan kebahasaan. Andap menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan ajang untuk menentukan strategi dan langkah guna mempertahankan bahasa daerah.
Kepala Kantor Bahasa Sultra, Uniawati, menekankan pentingnya kongres ini sebagai langkah konkret untuk mencegah kepunahan bahasa daerah di Sultra. Ia mengungkapkan bahwa di Sultra terdapat sembilan bahasa daerah, di mana tujuh di antaranya terancam punah. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kelestarian bahasa-bahasa tersebut sangat diperlukan.
Uniawati juga menambahkan bahwa bahasa daerah memiliki nilai penting terhadap identitas suatu wilayah, sehingga kelestariannya harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Ia menegaskan bahwa bahasa daerah merupakan kekayaan tak benda bagi masyarakat dan bangsa, dan penggunaannya tidak menghalangi penggunaan Bahasa Indonesia.
Kongres ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk melestarikan bahasa daerah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber asli: https://kendariinfo.com/pj-gubernur-buka-kongres-internasional-iv-bahasa-daerah-sultra-di-kendari/