"Sumber daya alam kita ini pas, pas kita memiliki reserve (cadangan) nikel yang besar pas ada yang namanya mobil listrik."
Berdasarkan rilis booklet nikel 2020 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berjudul "Peluang Investasi Nikel Indonesia," cadangan nikel Indonesia tercatat mencapai 72 juta ton. Data dari USGS menunjukkan bahwa jumlah tersebut mencakup 52% dari total cadangan nikel dunia, yang mencapai 139.419.000 ton pada tahun 2020. Dengan demikian, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia dan berperan penting dalam penyediaan bahan baku nikel global.
Jokowi juga mengingatkan bahwa kesempatan ini biasanya hanya muncul sekali dalam satu peradaban sebuah negara. Ia menyampaikan bahwa banyak pimpinan organisasi ekonomi dan keuangan, seperti World Bank, OECD, dan IMF, telah memperingatkan agar Indonesia berhati-hati dalam memanfaatkan peluang ini.
"Kalau ditangani dengan cara yang keliru, rutinitas monoton, mohon maaf negara Anda akan terjebak pada negara berpendapatan menengah terus seperti yang terjadi di Amerika Latin, ini yang kita enggak mau," ujarnya.
Oleh karena itu, Jokowi berharap agar Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi lebih inovatif dan adaptif terhadap perubahan. Ia menekankan perlunya pengurangan regulasi, termasuk Undang-Undang, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah, dan Peraturan Dinas, untuk menciptakan fleksibilitas dan kelincahan dalam menghadapi perubahan yang cepat.
"Karena sekarang ini butuh fleksibilitas yang tinggi, butuh kelincahan kita itu karena perubahannya berubah-ubah, kan sangat cepat sekali," harapnya.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/10/03/presiden-jokowi-sebut-nikel-dan-mobil-listrik-peluang-indonesia-jadi-negara-maju/