Dalam orasinya, Emil Salim, yang juga merupakan anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan transformasi lingkungan menuju smart environment. Ia mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memprediksi suhu bumi akan meningkat antara 0 hingga 1,5 derajat Celsius pada tahun 2025.
Emil, yang pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden periode 2007–2010, menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Meningitis, dan Stroke, serta berdampak pada naiknya permukaan laut akibat melelehnya es di Kutub Utara dan Selatan. "Melelehnya es ini akan mengakibatkan bertambahnya volume air laut di Samudera Hindia dan Pasifik," ungkapnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Emil menyarankan agar seluruh institusi pendidikan, terutama perguruan tinggi, menerapkan kurikulum berbasis sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM). Kurikulum ini diharapkan dapat membantu generasi muda mempersiapkan diri menghadapi era modern dan mendorong mereka untuk menciptakan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Selain itu, Emil juga mendorong pemerintah Indonesia untuk membuat regulasi baru terkait harga beli batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT PLN, agar pemerintah dapat berperan aktif dalam menggalakkan energi alternatif terbarukan.
Sebagai penghargaan atas dedikasinya, ITS memberikan Penghargaan Sepuluh Nopember kepada Emil Salim, yang diserahkan langsung oleh Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari MEng. Penghargaan ini merupakan simbol kontribusi aktif Emil kepada bangsa Indonesia.
Rektor ITS juga menyampaikan berbagai prestasi dan kontribusi yang telah diberikan ITS kepada bangsa Indonesia selama 63 tahun, termasuk pembukaan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) yang merupakan salah satu mimpi pendiri ITS, dr. Angka Nitisastro. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara industri dan universitas, yang dibuktikan dengan perolehan peringkat ke-128 di Quacquarelli Symonds Asia University Rankings (QS AUR) 2024.
Acara ini dihadiri oleh seluruh dosen dan tenaga kependidikan ITS, serta diwarnai dengan aksi panggung tari Remo oleh mahasiswa asing. Ucapan selamat juga datang secara virtual dari Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Sosial RI, Dr. (HC) Tri Rismaharini, serta berbagai mitra internasional ITS.
Dengan ditutupnya Dies Natalis tahun ini, Rektor Ashari berharap semua pihak, termasuk tokoh nasional, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat umum, dapat lebih antusias dalam memajukan bangsa Indonesia dan mendukung ITS dalam melakukan gebrakan baru untuk kemajuan bangsa.
Sumber asli: https://radarbangsa.co.id/prof-emil-salim-dorong-smart-environment-dalam-dies-natalis-ke-63-its/