Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa program EA merupakan komitmen PLN untuk mendorong pelaku usaha di sektor agrikultur agar lebih maju dan modern. Program ini membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasional para pelaku usaha.
"Melalui Program EA ini, para petani dan pelaku usaha di sektor pertanian bisa beralih menggunakan listrik agar lebih murah dan produktif. Selain itu, listrik juga lebih rendah emisi dibandingkan BBM, sehingga lebih ramah lingkungan," ujar Darmawan.
Hingga Triwulan III 2023, total daya tersambung pelanggan EA mencapai 3.561 Mega Volt Ampere (MVA), meningkat 14 persen dibandingkan Triwulan III 2022. Total konsumsi listrik dari program EA juga mengalami peningkatan, mencapai 4,1 Terra Watt hour (TWh), atau meningkat 8,5 persen dibandingkan Triwulan III 2022.
"Kami gembira, inovasi program yang PLN tawarkan terus diminati masyarakat. Di sini PLN tidak hanya sekadar menerangi, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," kata Darmawan.
Program EA telah berhasil menekan biaya produksi petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Para petani beralih dari BBM ke listrik PLN untuk pengairan, yang mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen dari penghematan biaya BBM untuk penggunaan genset.
Happy Syaifullah, seorang petani jeruk di Desa Bolo, Kabupaten Gresik, menjelaskan bahwa peralihan dari bahan bakar diesel ke listrik cukup efektif dalam menekan biaya produksi. "Sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM seharga Rp 68.000, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp 20.000," jelas Happy.
Sebelum menggunakan listrik PLN, panen jeruknya hanya menghasilkan 2 ton per hektare setiap bulan. Setelah beralih ke listrik PLN, panennya meningkat menjadi 5 ton per hektare setiap bulan. "Dengan pengairan kebun yang lancar, pohon tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang melimpah. Saat ini kami bisa memanen 200 ton jeruk setiap bulan untuk luas lahan 40 hektare," kata Happy.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Manager Produksi PT Niki Tunggal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Didik, yang merasakan peningkatan produktivitas budidaya ayam hingga 20 persen dan penghematan biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik, mereka bisa menghasilkan 10.000 telur, meningkat dari sebelumnya yang hanya 8.000 telur.
"Setelah menggunakan listrik PLN, biaya produksi turun 15%, sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya, panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembaban kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik," pungkas Didik.
Sumber asli: https://surabayaonline.co/2023/10/15/program-electrifying-agriculture-pln-semakin-diminati-pelaku-usaha/