Lokasi dipilih karena Kalimantan Timur memiliki surplus energi sebesar 500 MW, yang akan dimanfaatkan PT KFI hingga 800 MW, dengan biaya listrik sekitar Rp6,3 triliun per tahun. PT KFI juga bekerja sama dengan BUMD, Bank Kaltim Utara, serta memberdayakan UMKM lokal, telah mengucurkan lebih dari Rp200 miliar untuk mendukung masyarakat sekitar.
Selain itu, PT KFI sempat mengalami dua insiden kebakaran dan ledakan, pertama pada Oktober 2023 dan kedua pada Mei 2024, yang menimbulkan korban luka.