Salah seorang peternak Babi asal Sidemen, I Gede Eka, mengungkapkan, babi miliknya mati secara mendadak, dengan gejala awal tak mau makan dan kondisi badannya panas. ?Ç£Sebelum mati, babi sempat kejang-kejang. Saya memelihara dua ekor babi, dan satu ekor sudah mati,?Ç¥ ucapnya, Minggu (1/10).
Baca juga:
Singapura "Lockdown," Gelembung Perjalanan dengan Hong Kong Terancam Gagal Lagi
Eka mengatakan pihaknya tak tahu secara pasti yang menyebabkan babinya mati mendadak. Pasalnya, kasus ini tidak dialami oleh dirinya saja, namun sejumlah peternak babi juga mengalami hal yang sama. ?Ç£Tidak saya saja, tapi informasinya babi di di kampung sebelah juga bernasib mati mendadak,?Ç¥ katanya.
Terkait kasus itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (Distan) Karangasem, Nyoman Siki Ngurah, tak menampik adanya kasus babi warga yang mati secara mendadak tersebut. ?Ç£Kita sempat mengecek babi warga yang mati itu. Babi mati mungkin karena kepanasan karena cuaca sata ini sangat panas, bukan karena virus,?Ç¥ kata Siki Ngurah.
Baca juga:
Rekor Terendah Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Dilaporkan Nasional
Siki mengatakan, kasus kematian babi mendadak ini terjadi dibeberapa daerah. Seperti Sidemen, Manggis, dan Kecamatan Karangasem.
Atas kondisin itu, pihaknya menghimbau agar peternak babi melakukan bio security kandang, berupa penyemprotan dengan cairan disinfektan ke babi, kandang, dan bagian lainnya guna mencegah penularan penyakit virus ke hewan. Seperti virus Africa Swine Fever (ASF) ke babi.
Sumber asli: https://www.balipost.com/news/2023/10/01/365134/Puluhan-Babi-Mati-Mendadak-di...html