Tahun ini, tema yang diusung adalah "All for 1, One Health for all" atau "Semua untuk satu, satu sehat untuk semua," yang menekankan tanggung jawab bersama dalam memberantas rabies. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Ir. Indyah Aryani, MM, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit rabies baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini karena rabies sangat bersinggungan dengan manusia, terutama terkait dengan ternak yang berpotensi menularkan penyakit tersebut.
Dinas Peternakan Jatim menargetkan vaksinasi untuk 1.000 ekor hewan peliharaan yang berpotensi rabies, seperti kucing, anjing, dan kera. Meskipun Provinsi Jawa Timur dinyatakan bebas rabies sejak tahun 1997, penyakit ini mulai muncul kembali di beberapa daerah seperti Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Indyah Aryani menambahkan bahwa salah satu program pengendalian rabies adalah melalui vaksinasi dan memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat, terutama kepada penggemar ternak yang berpotensi menularkan rabies. Harapannya, Jawa Timur dapat mempertahankan status bebas rabies dan tidak mengalami kasus di masyarakat.
Kegiatan vaksinasi massal ini sangat diminati oleh masyarakat, dengan banyak yang datang membawa hewan peliharaan mereka. Dinas Peternakan Jatim juga memberikan edukasi mengenai pentingnya vaksinasi. Drh. Rudi Alfhandie Kurniawan menjelaskan bahwa rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pada manusia dan hewan berdarah panas, disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalui saliva hewan penderita melalui gigitan atau luka terbuka. Penyakit ini bersifat fatal dan sering berakibat pada kematian.
World Health Organization (WHO) menetapkan Hari Rabies Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap ancaman rabies, dan peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit tersebut.