Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, praktik itu terbongkar setelah pihaknya menelusuri satu alamat yang berisi 40 Kartu Keluarga (KK). Ternyata alamat yang dipakai adalah sebuah kos-kosan.
?Ç£Hampir rata (di Surabaya). Kos-kosan rumah tangga yang langsung dipetakkan. Jadi, alamat kos diperbolehkan untuk KTP, tapi harga (sewanya) dilebihkan,?Ç¥ jelas Eri dalam keterangan yang diterima
Suara Surabaya
pada Selasa (25/7/2023).