Kenaikan ini diprediksi terjadi karena reksadana yang mengikuti indeks komoditas seperti S\&P GSCI dan Bloomberg harus menyesuaikan kepemilikan mereka selama periode rebalancing lima hari pada 8 sampai 12 Januari 2024. Para analis juga menyebut para trader kemungkinan besar akan mengambil keuntungan dari pergerakan pasar tersebut.
Analis dari Societe Generale mengatakan bahwa nikel akan menjadi komoditas yang paling terdampak karena kinerjanya yang buruk sepanjang tahun ini.
Tahun ini harga nikel di London Metal Exchange sudah turun 44 persen dan kini berada di level 16.710 dolar AS per metrik ton, terendah sejak Mei 2021.
Pergerakan harga menjelang rebalancing bukan hal baru. Tahun lalu, ketika Bloomberg menambahkan timah pada indeksnya, harga komoditas tersebut sempat reli pada November dan Desember.
Prediksi pembelian nikel:
* Analis Citi memperkirakan investor akan membeli sekitar 9.974 kontrak nikel senilai 1,03 miliar dolar AS.
* Societe Generale dan Marex memperkirakan jumlah pembelian yang lebih rendah.
* Jumlah akhir akan dipengaruhi harga pada akhir Desember.
Analis Marex, Alastair Munro, mengatakan posisi short di LME saat ini sudah berada pada level tertinggi. Jika posisi ini ditutup, kenaikan harga nikel bisa semakin tajam.
Namun secara keseluruhan, investasi pada reksadana berbasis komoditas dan ETF komoditas turun 35 persen sejak puncaknya pada awal 2022 yang sempat mencapai 930 miliar dolar AS.
Kesimpulannya, harga nikel kemungkinan akan mendapat dorongan besar dari proses rebalancing Januari 2024 meskipun pasar nikel secara fundamental masih dibayangi surplus dan penurunan harga sepanjang tahun ini.
Sumber asli: https://nikel.co.id/2023/11/27/rebalancing-indeks-komoditas-2024-diperkirakan-akan-dorong-penjualan-nikel/