Dalam kesempatan itu, Khofifah menekankan pentingnya menyelaraskan pembangunan, karier, dan cita-cita, khususnya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, dengan kerja keras, ketekunan, dan doa kepada Allah SWT. Ia juga berbagi pengalamannya selama lima tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur (2019-2024), di mana ia selalu mengajak jajarannya untuk selaras dalam pembangunan lahiriah dan batiniah, seperti mengawali kegiatan dengan sholawat dan santunan yatim.
Khofifah dengan bangga menyebut bahwa Jawa Timur kini menjadi provinsi terdepan di Indonesia. Prestasi ini terlihat dari Jatim yang menjadi provinsi dengan jumlah siswa SMA dan SMK terbanyak yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur prestasi sejak tahun 2020 hingga 2024.
Selain itu, sektor pertanian Jatim juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, berhasil menjadi provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia untuk pertama kalinya pada tahun 2020 dan mempertahankan prestasi tersebut hingga 2023. Industri manufaktur Jatim juga melampaui target nasional, mencapai 35 persen pada Mei 2024, melebihi target Presiden Jokowi sebesar 30 persen untuk 2024.
Melihat capaian ini, Khofifah memotivasi para santri putra dan putri untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan, khususnya saat Indonesia Emas 2045. Ia berharap nilai-nilai kepesantrenan akan terus diimplementasikan dalam karier mereka. Ia juga menegaskan bahwa santri perempuan memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin.
Pada acara tersebut, PP Muslimat NU menyerahkan piagam kepada 1500 santri atas kontribusi mereka sebagai relawan pembersih GBK saat Harlah NU ke-101 dan Harlah MNU ke-78 pada 20 Januari 2024. Khofifah bersama hadirin juga membacakan tahlil untuk almarhum pendiri dan pengasuh Ponpes Asshiddiqiyah, KH. Noer Muhammad Iskandar SQ.
Turut mendampingi Khofifah adalah Sekretaris Umum Muslimat NU, Hj. Ulfah Masfufah, serta jajaran Ketua PPMNU, Nyai Hj. Nurhayati Said Aqil Siradj dan Nyai Hj. Siti Aniroh Slamet Effendi Yusuf, bersama pengurus PPMNU lainnya.